Jumat, 07 Maret 2008

Dendrobium sutiknoi




http://www.orchidweb.org/aos/MessageBoard/attachedfiles/21510/Den_sutiknoi.jpg

Begitulah sebutan bagi anggrek yang memiliki nama latin Dendrobium sutiknoi P.O’bryne. Anggrek ini dideskripsikan dan dipublikasikan untuk pertama kali pada Mei 2005 di Jurnal fur den Orchideenfreund. Nama sutikno ini sendiri diambil dari nama seorang hobiis dan pedagang anggrek di Tretes, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur yang kemudian dideskripsikan untuk pertama kali oleh Mr. Peter O’bryne di Singapura. Sejarahnya, ternyata anggrek ini ditemukan secara tidak sengaja oleh beliau di antara batang-batang D. lasianthera, namun tiba saat berbunga tampaklah perbedaan tersebut. Oleh karena karakter bunganya yang unik maka beliau yakin bahwa anggrek ini berpotensi menjadi species baru.

Species ini berasal dari Papua dan Kepulauan Morotai (Indonesia). Sejauh ini telah ditemukan dua varian warna, yaitu oranye tembaga dan hijau kekuningan. Sosok tanamannya mirip dengan anggrek-anggrek section Spatulata lainnya. Batangnya cukup tinggi mencapai 1-1,5 meter. Bentuk daunnya elips agak bulat telur, semakin kearah ujung atas ukuran daunnya semakin mengecil. Karakter unik dari anggrek ini adalah petal nya yang sangat panjang (mirip petal D.stratiotes) serta bentuk ujung labellumnya yang sempit dan melengkung dan hampir menyerupai labellum Dendrobium tobaense. Kelebihan anggrek section Spatulata ini adalah sifat dominan nya yang sangat kuat pada hybrid-hybrid keturunannya. Tidak seperti pada D.tobaense yang bentuk labellumnya bersifat resesif sehingga akan mudah terdegradasi oleh hybridisasi.

Saat ini, hybrid-hybrid maupun hasil selfing dari D.sutiknoi telah banyak beredar di pasaran anggrek di Asia tenggara. Namun menurut informasi dari seorang rekan hobiis senior dari Malaysia, setelah sekian lama D.sutiknoi dimanfaatkan sebagai parent/induk silangan, ternyata anggrek ini kurang begitu diminati oleh para penyilang sebagai parent karena sifatnya genetiknya yang sangat dominan, sehingga selalu mengalahkan karakter dari induknya yang lain, akibatnya hybrid yang terbentuk juga terlalu condong ke arah karakteristik D.sutiknoi. Namun hal ini tidak begitu dipersoalkan oleh para penggemar dan konsumen anggrek hybrid, sehingga tidak mengurangi minat para penggemar anggrek pada umumnya untuk tetap mengkoleksi hybrid-hybrid turunan D.sutiknoi, karena tetap saja hybridnya cantik dan unik dipandang. Di Indonesia sendiri, anggrek ini maupun hybridnya belum begitu tersosialisasi secara luas, sehingga tak heran bila harganya melambung sangat tinggi.

Meskipun demikian, anggrek ini merupakan harta genetis yang tak ternilai. Sehingga langkah-langkah serius untuk menjaga kelestarian genetisnya perlu segera dilakukan.

by Destario Metusala 2007
Thanks to Mr. Nik Fahmi for his picture and the information, also thanks to Mr. Peter O’bryne ^_^!!

Posted in Dendrobium | 14 Comments »
Varian Dendrobium discolor dari pulau Tanimbar
Sunday, March 4th, 2007 by Destario Metusala

Gambar oleh Destario Metusala 07

Isolasi oleh bentang geografis dapat menyebabkan perubahan pada morfologi suatu mahluk hidup untuk beradaptasi sesuai dengan lingkungan tumbuhnya. Teori ini sekaligus menjelaskan munculnya berbagai variasi pada anggrek terlebih bila penyebarannya meliputi kawasan yang luas dengan tipe karakter alam yang berbeda secara signifikan. Varian Dendrobium discolor yang ditemukan di pulau tanimbar sekitar 2 tahun yang lalu agak sedikit berbeda dengan varian pada umumnya yang ditemukan di daratan papua. Tak heran…pulau Tanimbar berada sekitar 800 km arah barat dari titik habitat D.discolor yang umum ditemukan, sehingga tak mengejutkan bila ditemukan sedikit perbedaan pada organ-organ bunganya. Organ sepal nya mengalami sedikit pemanjangan, juga ukuran ujung labellum yang sedikit melebar. Bentuk callus bagian tengah yang lebih menonjol dan melengkung layaknya “taring” merupakan ciri khas dari species D.dsicolor. Belum ada publikasi ilmiah resmi mengenai varian ini. Untuk itu, sementara ini anggrek tersebut dapat disebut sebagai Dendrobium discolor var. tanimbar

Tidak ada komentar: